Ada pengalaman-pengalaman tertentu dalam hidup saya yang terasa sederhana, namun diam-diam menyisakan jejak penting, salah satunya adalah ketika pertama kali mengikuti pemeriksaan Pap smear gratis di Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Lamongan dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional Ke-61 dan Hari Ibu Tahun 2025. Sebuah kegiatan yang awalnya saya kira akan jadi rutinitas pemeriksaan biasa, ternyata justru membuka wawasan dan memberikan dorongan besar untuk lebih peduli terhadap kesehatan diri sendiri sebagai perempuan.
Saya mendapatkan jadwal
pemeriksaan pada tanggal 02 Desember, Pagi itu, saat sampai di Yayasan, ibu-ibu
sudah tampak duduk rapi di kursi tunggu. Seorang petugas YKI menyambut saya
dengan ramah, mengarahkan untuk mengisi daftar hadir, lalu meminta menunggu di
ruang pertemuan kecil untuk mengikuti sesi sosialisasi.
Di ruangan itu, kami
disambut oleh penyuluh yang menjelaskan tentang kanker serviks dan pentingnya
deteksi dini. Jujur, sebelum datang, saya hanya tahu permukaannya saja bahwa
kanker serviks adalah salah satu penyakit yang umum menyerang perempuan. Namun,
pengetahuan saya masih samar, dan itu pula yang membuat saya takut dan penyuluhan
pagi itu benar-benar membuka mata.
Kami diberi penjelasan mengenai:
1. Apa itu Pap smear dan bagaimana proses medisnya
dilakukan,
2. Apa saja manfaat melakukan pemeriksaan rutin,
3. Bagaimana mengenali faktor risiko kanker serviks,
4. serta apa saja yang perlu dihindari sebelum menjalani
pemeriksaan.
Baca : Mengenal dan Cara Kerja Pemeriksaan Pap Smear
Penyuluh menyampaikan bahwa kanker serviks sangat mungkin dicegah. Yang diperlukan hanyalah keberanian untuk memeriksakan diri secara berkala, terutama bagi perempuan yang sudah menikah atau aktif secara seksual.
Setelah sesi sosialisasi
selesai, petugas mulai memanggil peserta satu per satu untuk masuk ke ruang
pemeriksaan. Nama saya berada di urutan tengah. Sambil menunggu giliran, saya
berusaha mengatur napas dan mengusir pikiran-pikiran buruk yang sempat muncul.
Di sekitar saya, beberapa
ibu saling menguatkan dengan canda ringan. Ada pula yang bercerita ini adalah
pemeriksaan keduanya atau ketiganya. Mendengar itu, saya sedikit lega, berarti
banyak perempuan yang sudah mulai sadar pentingnya Pap smear.
Ketika panggilan nama saya
terdengar, saya masuk ke sebuah ruangan kecil yang bersih dan rapi. Tenaga
kesehatan yang bertugas tersenyum, memastikan saya merasa nyaman. Suaranya
lembut dan menenangkan.
Prosesnya ternyata tidak
seseram yang saya bayangkan. Ada sedikit rasa tidak nyaman, tapi sama sekali
tidak menyakitkan. Yang membuat saya merasa aman adalah cara perawat dan dokter
memastikan saya tidak panik.
Selesai pemeriksaan, petugas
memberikan informasi lanjutan. Mereka menjelaskan bahwa hasil laboratorium
tidak bisa langsung diberikan hari itu. Semua sampel akan diproses terlebih
dahulu oleh pihak laboratorium, dan hasilnya akan diberikan secara pribadi
kepada masing-masing peserta.
Setelah menjalani pengalaman
ini, saya semakin sadar bahwa menjaga kesehatan bukan hanya tentang obat dan
rumah sakit. Tapi tentang kesadaran untuk mengenali tubuh sendiri. Kanker
serviks sering disebut sebagai silent killer karena gejalanya
sering muncul ketika sudah terlambat. Dan Pap smear adalah cara paling efektif
untuk menyelamatkan diri sejak dini.
Mengikuti
Pap smear gratis di YKI Lamongan benar-benar menjadi pengalaman yang berarti
bagi saya. Tidak hanya mendapatkan pemeriksaan, saya juga pulang dengan
pengetahuan baru tentang bagaimana menjaga kesehatan reproduksi. Saya berharap
semakin banyak perempuan yang berani dan sadar untuk melakukan deteksi dini.
Karena menjaga diri sendiri juga merupakan bagian dari mencintai hidup.
Terima
kasih kepada YKI Cabang Lamongan yang telah menyediakan layanan GRATIS ini. Semoga
kegiatan seperti ini terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak perempuan di
daerah khususnya di Kabupaten Lamongan.


Post a Comment